Headlines News :

Jumat, 12 Desember 2014

MENJELASKAN PENGERTIAN KEPEMIMPINAN / LEADERSHIP TIPE KEPEMIMPINAN, GAYA KEPEMIMPINAN, TEORI KEPEMIMPINAN, KEPEMIMPINAN ORGANISASI

Print Friendly and PDF
{[[''],['']]}




A. Pengertian Leadership
Organisasi dalam bentuk apapun pasti memerlukan seseorang untuk
menempati posisi sebagai pimpinan / pemimpin (leader). Menurut Hadari Nawawi
(Kepemimpinan yang Efektif, 9)Pemimpin (leader)adalah orangnya dan
kepemimpinan (leadership) adalah kegiatannya. Kepemimpinan dapat diartikan
sebagai kemampuan / kecerdasan mendorong sejumlah orang agar bekerja sama
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tujuan bersama.
Menurut Stephen P. Robbins (Perilaku Organisasi, 40) Kepemimpinan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya
tujuan.
Menurut Herman Sofyandi dan Iwa Garniwa (Perilaku Organisasional,
174) :
1. Kepemimpinan adalah Perilaku dari seorang individu yang memimpin
aktivitas-aktivitas kelompokke suatu tujuan yangingin dicapai
bersama.(Hemhill & Coons, 1957; 7)
2. Kepemimpinan adalah Pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalanm suatu
situasi tertentu serta diarahkan melalui proses komunikasi, kea rah pencapaian
satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannenbaum,Weschler & Massarik,
1961;24)
3. Kepemimpinan adalah Pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam
harapan dan interaksi (Stogdill, 1974; 411)
4. Kepemimpinan adalah Peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan
berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin organisasi (Katz
& Khan, 1978 ;528)
5. Kepemimpinan adalah Proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah
kelompok yang diorganisasi kearah pencapaian tujuan (Rauch & Behling,
1984;46)
6. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti)
terhadap usaha kolektif yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan
usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran (Jacobs & Jacques, 1990;281)

B. Perbedaan Leadership dan Manajemen
Manajemen dan leadership adalah dua kata yang mempunyai arti yang
hampir sama . Namun pada hakekatnya terdapat perbedaan. Manajemen adalah
suatu proses pencapaian tujuan organisasi lewat usaha orang-orang lain. Atau
manajemen adalah orang senantiasa memikirkan kegiatan untuk mencapai suatu
tujuan organisasi. Manajemen dapat diterapkan pada setiap organisasi (organisasi
perusahaan,pendidikan, rumah sakit,poloitik dsb) .
Manajemen merupakan jenis pemikiran yang khusus dari kepimpinan di
dalam usahanya mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan dapat digunakan setiap orang dan tidak hanya terbatas
berlaku dalam suatu organisasi. Kepemimpinan tidak harus diikat dalam suatu
organisasi tertentu, melainkan kepemimpinan bisa terjadi dimana saj, asalkan
seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang-orang kea
rah tercapainya tujuan tertentu.
Apabila kepemimpinan dibatasi oleh tata karma birokrasi atau dikaitkan
dalam suatu organisasi tertentu, maka dinamakan manajemen.
Dari penjelasan diatas dapat saja terjadi seorang manajer berperilaku
sebagai seorang pemimpin, asalkan dia mampu mempengaruhi orang-orang lain
untuk mencapai tujuan tertentu. Tetapi seorang pemimpin belum tentu harus
menyandang jabatan manajer untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan
kata lain seorang leader atau pemimpin belum tentu seorang manajer, tetapi
seorang manajer bisa berperilaku sebagai seorang leader atau pemimpin.

C. Kepribadian Pemimpin
Pemimpin dengan sifat-sifat di dalam kepribadiannya harus
menyesuaikan diri dengan kepribadian anggota kelompoknya. Penyesuaian ini
diperlukan karena tidak ada dua orang didunia ini yang sama kepribadiannya. Di
dalam sebuah kelompok / organisasi berkumpul atau terdapat kepribadian
sebanyak anggotanya. Yang dimaksud dengan kepribadian kepemimpinan adalah
perilaku dan sikap yang diperlihatkan dalam menghadapi segala sesuatu, terutama
dalam berkomunikasi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Sikap dan perilaku
itu merupakan sifat-sifat khas, watak, keterampilan/ kecerdasan, kecenderungan
minat, dan perhatian seseorang sebgai individu.
Aspek-aspek yang baik dalam kepribadian harus dipertahankan ,
sehingga menjadi pengendali dalam mewujudkan kepemimpinan. Kepribadian
manusia termasuk seorang pemimpin cenderung bersifat stabil(permanent) atau
sulit berubah, namun tidak berarti sama sekali tidak dapat berubah atau
berkembang. Oleh karena itu dengan kemauan yang keras bagi seorang
pemimpin, selalu terbuka kemungkinan untuk mengurangi aspek-aspek
kepribadiannya yang bernilai negatif, agar tidak merugikan dalam mewujudkan
kepemimpinannya.
Kepribadian bukan yang diucapkan seseorang , tetapi aksi dan
reaksinya yang tampak berupa sikap dan perilaku. Setiap pemimpin dituntut untuk
menampilkan kepribadian yang menyatu antara ucapan dengan sikap dan tingkah
lakunya .
Penyesuaian pribadi dalam kepemimpinan juga berarti seorang
pemimpin harus mampu membantu dan mempengaruhi agar orang –orang yang
dipimpinnya mampu mengurangi sifat dan berbagai aspek kepribadian yang
kurang baik agar aspek-aspek kepribadian orang yang dipimpinnya sesuai dengan
norma-norma yang dituntut oelh organisasi.Kepribadian yang tidak sesuai dengan
norma akan mengalami hambatan dan kesulitan dalam bekerjasama dan
mewujudkan kebersamaan.

D. Fungsi dan Tipe Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi
social dalam kehidupan kelompok/organisasi, yang mengisyaratkan bahwa setiap
pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Pemimpin harus berusaha
agar menjadi bagian di dalam situasi social kelompok.
Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi, yaitu :
1. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan merngarahkan dalam
tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang
yang dipimpinnya.
2. Dimensi yang berkenaan dengan dukungan atau keterlibatan orang yang
dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok, yang dijabarkan
dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan-kebijakan
pemimpin.
Secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok
kepemimpinan , yaitu :
1. Fungsi Instruktif
Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi satu arah . Pemimpin
sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaannya pada
orang-orang yang dipimpin. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak
yang menetukan apa(isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah) ,
bilamana (waktu memulai,melaksanakan, dan melaporkan hasilnya) dan
dimana(tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan
secara efektif.
2. Fungsi Konsultatif
Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi dua arah, meskipun
pelaksanaannya sangat tergantung pada pihak pemimpin. Pada tahap pertama
dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan bahan
pertimbangan, yang mengharuskannya berkomunikasi dengan orang-orang
yang dipimpinnya. Konsultasi itu dapat dilakukannya secara terbatas hanya
dengan orang-orang tertentu saja , yang dinilainya mempunyai berbagai bahan
informasi yang diperlukannya dalam menetapkan keputusan.
3. Fungsi Partisipasi
Fungsi ini tidak sekedar berlangsung dan bersifat dua arah , tetapi juga
berwujud pelaksanaan hubungan manusia yang efektif, antara pemimpin
dengan sesama orang yang dipimpin. Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin
berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam
keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap
anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpatisipasi
dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai
dengan posisi/ jabatan masing-masing
4. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang
membuat/ menetapkan keputusan, baik melaui persetujuan maupun tanpa
persetujuan dari pimpinan. Fungsi ini mengharuskan pemimpin memilahmilah
tugas pokok organisasinya dan mengevaluasi yang dapat dan tidak
dapat dilimpahkan pada orang-orang yang dipercayainya. Fungsi delegasi
pada dasarnya memberi kepercayaan . Pemimpin harus bersedia dan dapat
mempercayai orang-orang lain , sesuai dengan posisi/ jabatan nya, apabila
diberi/ memdapat pelimpahan wewenang .
5. Fungsi Pengendalian
Fungsi ini cenderung bersifat komunikasi satu arah , meskipun tidak
mustahil untuk dilakukan dengan cara komunikasi dua arah. Fungsi
pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses mampu mengatur
aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif,
sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara
maksimal.sehubungan dengan itu berarti fungsi pengendalian dapat
diwujudkan melalui kegiatan bimbinga, pengarahan, koordinasi dan
pengawasan.

Tipe Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan dasar dalam membeda- bedakan atau
mengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Terdapat depalan tipe kepemimpinan :
a. Otokrasi (Autocrat)
Perilaku kepemimpinan ini menunjukkan karakteristik sebagai berikut :
1. Pelaksanaan tugas merupakan kegiatan terpenting. Untuk itu orang-orang
yang dipimpin harus diberi instruksi-instruksi agar melaksanakan tugastugasnya.
2. Pelaksanaan tugas tidak boleh keliru, salah atau menyimpang dari
instruksi oleh karena itu harus di control secara ketat. Sangsi atau
hukuman dujadikan alat agar orang-orang yang dipimpin berusaha
melaksanakan tugas tanpa kekeliruan, kesalahan . Kontrol dan
pengawasan yang ketat dilakukan karena pemimpin beranggapan bahwa
manusia pada dasarnya adalah malas dan suka menghindarkan diri dari
tugas-tugas.
3. Inisiatif dan kreatifitas orang-orang yang dipimpin dimatikan karena
dipandang akan menyimpang dari instruksi
4. Kurang memperhatikan hubungan manusiawi, baik antar pimpinan dengan
orang yang dipimpin maupun sesama orang-orang yang dipimpin..
Hubungan manusiawi dalam bekerja dipandang sebagai factor yang
membuat seseorang lalai, karena sekedar dipergunakan untuk
bercengkrama tentang sesuatu yang tidak perludan tidak berhubungan
dengan pekerjaan.
5. Kurang mempercayai orang lain, termasuk juga anggota kelompok.
Perilaku ini didasari oleh asumsi bahwa seseorang cenderung rendah
dedikasi dan loyalitasnya terhadap kelompok/ organisasi yang bukan
miliknya, tetapi milik bersama
6. Menyenangi ditakuti dan akibatnya tidak disenangi orang-orang yang
dipimpinnya.
7. Orang-orang yang dipimpinnya diperlukan sekedar sebagai pelaksana
kehendak pemimpin yang selalu siap dan tidak boleh keliru.
8. Sukar memberikan maaf pada bawahan, karena hanya menuntut ketaatan.
9. Pendapat dari bawahan bukan saja dianggap tidak benar tapi juga
dianggap tidak perlu dan dianggap menentang atau membangkang.
10. Orang-orang yang dipimpin tidak bersatu dan terpecah-pecah dalam
kelompok keci- kecil.

b. Otokrasi yang disempurnakan
Perilaku dalam kepemimpinan ini menunjukkan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Pemimpin berorientasi pada hasil, dengan tidak sekedar memerintah tapi
juga berusaha memberikan motivasi agar tumbuh kesediaan melaksanakan
perintah.
2. Tugas orang yang dipimpin adalah melaksanakan dan mentaati perintah ,
namun pemimpin memiliki kemampuan dalam memberikan petunjuk cara
mengerjakan perintah secara efektif dan efisien.
3. Pemimpin menuntut ketaatan dan kepatuhan dengan membuat dan
menetapkan peraturan dan mengawasi pelaksanaannya.
4. Pemimpin kurang yakin pada diri sendiri , sehingga lebih baik
memanfaatkan orang lain untuk menangani keputusannya, dari pada
mengalami kesalahanbila ditangani sendiri.

c. Birokrat
Perilaku dalam kepemimpinan ini memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. Bekerja harus sesuai peraturan, prosedur, dan mekanisme yang udah
ditetapkan.
2. Menuntut ketaatan yang lebih tinggi pada perintah pimpinan
3. Pemimpin berusaha agar lingkungan dan situasi kerja sesuai dengan
aturan-aturan teoritis dalam mewujudkan kepemimpinan formal.
4. Kurang aktif dalam melaksanakan tugas-tugas dan bersifat saling
menunggu.
5. Gagasan-gagasan tidak berorientasi pada peningkatan produktivitas, tetapi
lebih diarahkan pada mengatur tata hubungan kerja
6. Dalam bekerja pemimpin kurang berusaha mengembangkan hubungan
manusiawi dengan dan diantara orang-orang yang dipimpinnya.
7. Kurang menyukai orang luar dan masyarakat, karena dipandang sebagai
pihak yang merongrong atau mengganggu stabilitas organisasi.

d. Pelindung dan Penyelamat
Perilaku kepemimpinan ini menunjukkan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Pemimpin berkepribadian ramah dan murah senyum. Perilaku ini didasari
asumsi bahwa hubungan manusiawi yang efektif berbentuk persahabatan
2. Pemimpin selalu berusaha secara aktif mencegah pertentangan,
menghindari perdebatan, dan konflik dengan orang lain.
3. Melaksanakan tugas secara santai, agar dapat menghindari tekanan
emosional
4. Cenderung mengabaikan para pembantu pimpinan dan orang dalam
organisasi, karena lebih besar perhatiannya pada orang luar/
masyarakatyang memerlukannya.
5. Memiliki kemampuan dan kemauan yang tinggi dalam menghormati
menghargai orang lain dan mengendalikan diri .
6. Hasil dari kepemimpinan tidak dipentingkan karena yang diutamakan
adalah proses pemberian pelayanan untuk memberi kepuasan orang lain
dan masyarakat.
7. Kurang berminat memecahkan masalah-masalah yang terdapat didalam
organisasi, karena lebih mengutamakan memanfaatkan organisasi untuk
kepentingan orang lain dan organisasi

e. Memajukan dan Mengembangkan Organisasi
Perilaku dalam kepemimpinan ini menunjukkan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Mahir berorganisasi terutama dalam mewujudkan dan membina kerjasama
dalam rangka mencapai tujuan bersama.
2. Bekerja secara efektif, efisien dan bertanggung jawab dalam
menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan.
3. Mampu dan mau mempercayai orang lain dalam bekerja.
4. Memiliki kemampuan dan kemauan yang tinggi dalam menghormati ,
menghargai dan memperlakukan orang lain sebagai subyek.
5. Cenderung pada usaha menciptakan hubungan manusiawi yang efektif
yang terarah pada mewujudkan dan membina kerjasama dalam
melaksanakan tugas-tugas organisasi.
6. Meyakini bahwa orang-orang yang diberi pelimpahan wewenang , mampu
melakukan pengendalian diri dalam menjalankan wewenang yang
diterimanya.

f. Eksekutif
Perilaku ini menunjukkan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Bekerja dengan asumsi bahwa orang lain dapat bekerja , sama baiknya
dengan dirinya
2. Cenderung mementingkan kualitas dalam melaksanakan tugas
3. Berdisiplin dalam melaksanakan tugas, sehingga sangat meyakinkan dan
bahkan disegani oleh orang yang dipimpinnya.
4. Berusaha menumbuhkan partisipasi aktif orang-orang yang dipimpin.
5. Memiliki semangat, moral, loyalitas dan dedikasi kerja yang tinggi,
sehingga menjadi teladan bagi yang dipimpinnya.
6. Mampu menumbuhkan kesediaan bekerja keras, tanpa menekan dan
memaksa orang-orang yang dipimpin.
7. Mampu menumbuhkan rasa aman
8. Efektif dan efisien dalam bekerja
9. Mempunyai perhatian yang positif dalam menyelesaikan konflik-konflik
yang timbul.
10. Terbuka terhadap kritik dan saran-saran untuk memperbaiki kekeliruan.
11. Mampu memisahkan masalah yang perlu dan tidak perlu dalam
musyawarah.

g. Kompromi
Perilaku kepemimpinan ini menunjukkan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Cenderung senang berusaha untuk menyenangkan pimpinan yang lebih
tinggi
2. Banyak mengikut sertakan orang-orang yang dipimpin dalam mengambil
keputusan
3. Cenderung menilai untung rugi bagi dirinya.
4. Cenderung tidak berusaha mengerjakan tugas secara baik, terutama jika
tahu dan yakin bahwa pimpinan yang lebih tinggi tidak melihat proses dan
hasilnya.
5. Mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang yang
dipimpinnya.
6. Memberikan motivasi kerja secara selektif atau setengah hati

h. Pembelot
Perilaku kepemimpinan ini menunjukkan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Menghindar dari tugas dan tanggung jawab.
2. Hanya melibatkan diri pada tugas-tugas yang ringan dan mudah
3. Suka menyendiri dan kurang menyukai pergaulan.
4. Cenderung suka mengabaikan orang lain.
5. Mudah menyerah bila menghadapi kesulitan
6. Bekerja hanya untuk mencapai hasil yang minimal baik mutu maupun
jumlah.

E. Keterbatasan Kepemimpinan
Pemimpin yang menginginkan keberhasilan dalam mewujudkan
kepemimpinannya, harus menyadari bahwa dirinya dan orang yang dipimpinnya
adalah manusia. Pemimpin sebagai manusia tidak berbeda dengan manusia yang lain,
tidak dapat melepaskan diri dari berbagai kekurangan dan kelemahan-kelemahan.
Ketidaksempurnaan berupa kekurangan dan kelemahan, baik secara fisik
maupun psikologis, besar pengaruhnya pada realisasi dirinyasebagai makhluk
individu dan social. Kepemimpinan merupakan salah satu bentuk dari usaha realisasi
dir, yang dapat tampil dalam berbagai perilaku sebagaimana telah dikemukakan
terdahulu. Kekurangan dan kelemahan itu justru terdapat di dalam perilaku masingmasing
, sehingga dapat dipandang sebagai keterbatasan dalam kepemimpinan.


Macam-macam Gaya Kepemimpinan

Tiga gaya kepemimpinan yang pokok yaitu gaya kepemimpinan Otokratis, Demokratis, Laissez faire.
1.     Gaya Kepemimpinan Otokratis
Gaya kepemimpinan Otokratis ini meletakkan seorang pemimpin sebagai sumber kebijakan. Pemimpin merupakan segala-galanya. Bawahan dipandang sebagai orang yang melaksanakan perintah. Oleh karena itu bawahan hanya menerima instruksi saja dan tidak diperkenankan membantah maupun mengeluarkan ide atau pendapat. Dalam posisi demikian anggota atau bawahan tidak terlibat dalam soal keorganisasian. Pada tipe kepemimpinan ini segala sesuatunya ditentukan oleh pemimpin sehingga keberhasilan organisasi terletak pada pemimpin.
2.                 Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan ini memberikan tanggungjawab dan wewenang kepada semua pihak, sehingga ikut terlibat aktif dalam organisasi, anggota diberi kesempatan untuk memberikan usul serta saran dan kritik demi kemajuan organisasi. Gaya kepemimpinan ini memandang bawahan sebagai bagian dari keseluruhan organisasinya, sehingga mendapat tempat sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Pemimpin mempunyai tanggungjawab dan tugas untuk mengarahkan, mengontrol dan mengevaluasi serta mengkoordinasi.
3.                 Gaya Kepemimpinan Laissez faire
Pada prinsipnya gaya kepemimpinan ini memberikan kebebasan mutlak kepada para bawahan. Semua keputusan dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan diserahkan sepenuhnya kepada bawahan. Dalam hal ini pemimpin bersifat pasif dan tidak memberikan contoh-contoh kepemimpinan. (Ngalim Purwanto, 1992:48-50)

    Dari beberapa gaya kepemimpinan tersebut akan mempunyai tingkat efektivitas yang berbeda-beda, tergantung pada faktor yang mempengaruhi perilaku pemimpin. Seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya sangat dipengaruhi oleh faktor, baik yang berasal dari dalam diri pribadinya maupun faktor yang berasal dari luar individu pemimpin tersebut.

Macam-Macam Gaya Kepemimpinan yang lainnya :
Berbagai study tentang macam-macam kepemimpinan ada 8 tipe kepemimpinan menurut Kartini Kartono (2009:80), yaitu
1.      Gaya Kepemimpinan Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik yang bersifat kepapakan, dengan sifat-sifat diantaranya :
a.       Overly protective.
b.      Selalu bersikap maha tahu dan maha besar.
c.       Jarang memberikan kesempatan kepada bawahanya untuk berinisiatif.
hanya terdapat dilingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris.
2.      Gaya Kepemimpinan Karismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang karismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar.  Banyak memberikan inspirasi, keberanian dan keyakinan teguh pada pendirian sendiri.
3.      Gaya Kepemimpinan Bebas
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing -masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
4.      Gaya Kepemimpinan Demokratis
Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi. Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan. Kepemimpinan demokratis biasanya berlangsung secara mantap dengan gejala-gejala sebagai berikut :
a.       Organisasi dengan segenap bagianya berjalan lancar.
b.      Otoritas sepenuhnya didelegasikan ke bawah, dan masing-masing menyadari tugas serta kewajibanya masing-masing.
5.      Gaya Kepemimpinan Otokratis
Kepemimpinan otokrasis itu mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang harus dipatuhi. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat - alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka. pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya. Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Pemimpin akan bersikap baik pada bawahanya asalkan bawahan itu patuh atas semua perintah yang telah diberikan.
6.      Gaya Kepemimpinan Militeristis
Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah :
a.       Lebih banyak menggunakan sistem perintah, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana.
b.      Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
c.       Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan.
d.      Menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya.
e.       Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya.
f.       Komunikasi hanya berlangsung searah.

7.      Gaya Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.

8.      Gaya Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administrator-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan.

A. Teori Timbulnya Kepemimpinan
Di antara berbagai teori yang menjelaskan sebab-sebab timbulnya kepemimpinan terdapat tiga teori yang menonjol, yaitu :
1. Teori Keturunan (Heriditary Theory)
2. Teori Kejiwaan (Psychological Theory)
3. Teori Lingkungan (Ecological Theory)

Masing – masing teori dapat dikemukakan secara singkat :

1. Teori Keturunan
Inti daripada teori ini, ialah :
a. Leaders are born not made.
b. Seorang pemimpin menjadi pemimpin karena bakat – bakat yang dimiliki sejak dalam kandungan.
c. Seorang pemimpin lahir karena memamng ditakdirkan. Dalam situasi apapun tetap muncul menjadi pemimpin karena bakat-bakatnya.

2. Teori Kejiwaan.
a. Leaders are made and not born.
b. Merupakan kebalikan atau lawan dari teori keturunan.
c. Setiap orang bias menjadi pemimpin melalui proses pendidikan dan pengalaman yang cukup.

3. Teori Ekologis
a. Timbul sebagai reaksi terhadap teori genetis dan teori social.
b. Seseorang hanya akan berhasil menjadi seorang pemimpin, apabila pada waktu ahir telah memiliki bakat, dan bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui proses pendidikan yang teratur dan pengalaman.
c. Teori ini memanfaatkan segi-segi positif teori genetis dan teori social.
d. Teori yang mendekati kebenaran.B. Teori Kepemimpinan Berdasarkan Sifat

Di tinjau dari segi sejarah, pemimpin atau kepemimpinan lahir sejak nenek moyang, sejak terjadinya hubungan kerjasama atau usaha bersama antara manusia yang satu dengan dengan manusia yang lain untuk menjapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Jadi kepemimpinan lahir bersama – sama timbulnya peradaban manusia.

• Machiavelli
Ia terkenal tentang nasehatnya mengenai kebijaksanaan yang harus dimiliki oleh seorang Perdana Mentri, yaitu antara lain harus mempunyai keahlian dalam :
a. Upacara – upacara ritual, kebaktian keagamaan
b. Peratuaran dan perundang – undangan
c. Pemindahan dan pengangkutan
d. Pemberian honorium/pembayaran dan kepangkatan
e. Upacara – upacara dan adat kebiasaan.
f. Pemindahan pegawai untuk menhindarkan kegagalan
g. Bertani dan pekerjaan lainnya.

• Empuh Prapanca dengan bukunya yang terkenal Negara Kertagama menyebut 15 sifat yang baik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu:
a. Wijana, sikap bijaksana
b. Mantri wira, sebagai pembela negara sejati
c. Wicaksaning naya, bijaksana dalam arti melihat masa lalu, kemampuan analisa, mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
d. Matanggwan, mendapat kepercayaan yang tinggi dari yang dipimpinnya.
e. Satya bakti haprabu, setia dan bakati kepada atasan (loyalitas).
f. Wakjana, pandai berpidato dan berdiplomasi.
g. Sajjawopasama, tidak sombong, rendah hati, manusiawi.
h. Dhirrottsaha, bersifat rajin sungguh- sungguh kreatif dan penuh inisiatif.
i. Tan-lalana, bersifat gembira, periang.
j. Disyacitra, Jujur terbuka.
k. Tancatrisan, tidak egoistis.
l. Masihi Samastha Bhuwana, bersifat penyayang, cinta alam.
m. Ginong Pratidina, tekun menegakkan kebenaran.
n. Sumantri, sebagai abdi negara yang baik.
o. Ansyaken musuh, mampuh memusnakan setiap lawan.

• Ajaran Hasta Brata.
Hasta Bhrata (delapan pedoman pilihan) yang terdapat dalam kitab Ramayana berisi sifat - sifat positif sebagai pedoman bagi setiap pemimpin adalah :
a. Sifat matahari (surya) Yaitu:
- Menerangi dunia dan memberi kehidupan pada semua mahluk.
- Menjadi penerang selurah rakyat.
- Jujur dan rajin bekerja sehingga negara aman dan sentosa.
b. Sifat bulan (candra) yaitu:
- Memberi penerangan terhadap rakyat yang sedang dalam kegelapan (kesulitan)
- Menerangkan perasaan dan melindungi rakyat sehingga terasa tentram untuk menjalankan tugas masing- masing.
c. Sifat Bintang (kartika) yaitu:
- Menjadi pusat pandangan sumber susila dan budaya, dan menjadi suri tauladan
d. Sifat Awan yaitu :
- Dapat menciptakan kewibawaan
- Tindakan mendorong agar rakyat tetap taat.
e. Sifat Bumi yaitu:
- Ucapanya sederhana.
- Teguh, dan kokoh pendiriannya.
f. Sifat Samudera,yaitu:
- mempunyai pandangan yang luas
- membuat rakyat seia sekata.
g. Sifat Api (Agni) yaitu:
- Menghukum siapa saja yang bersalah tanpa pandang bulu.
h. Sifat Angin (Bayu) yaitu :
- terbuka dan tidak ragu – ragu terhadap semua masalah.
- Bersikap adil terhadap siapa pun.

• The Traits and abilities Theory yang dikemukakan oleh stogdill dengan menekan pada kwalitas individu dan terdapat relevansi yang erat antara sifat dan kepemimpinan (capacity, status, participation, responsibility,achievement).
C. Teori Kepemimpinan Berdasarkan Tingkah Laku

Dengan memusatkan pada ciri-ciri dan gaya yang dimiliki oleh setiap pemimpin yang bersangkutan, mereka yakin akan berhasil dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Sehingga gaya dan ciri-ciri tersebut akan menimbulkan berbagai tipe.

Ada beberapa tipe kepemimpinan.
1. Tipe Otoriter
Tipe ini mempunyai sifat-sifat:
a. Semua kebijaksanaan ditentukan oleh pemimpin
b. Organisasi dianggap milik pribadi pemimpin
c. Segala tugas dan pelaksanaannya ditentukan oleh pemimpin .
d. Kurang ada partisipasi dari bawahan .
e. Tidak menerima kritik, saran dan pendapat bawahan .

2. Tipe Demokratis
a. Semua kebijaksanaan dan keputusan dilakukan sebagai hasil diskusi dan musyawarah .
b. Kebijaksanaan yang akan dating ditentukan melalui musyawarah dan diskusi.
c. Anggota kelompok, bebas bekerjasama dengan anggota yang lain, dan berbagai tugas diserahkan kepada kelompok .
d. Kritik dan pujian bersifat objektif dan berdasarkan fakta-fakta .
e. Pemimpin ikut berpartisipasi dalam kegiatan sebagai anggota biasa .
f. Mengutamakan kerjasama .

3. Tipe Semuanya
a. Kebebasan diberikan sepenuhnya kepada kelompok atau perseorangan di dalam pengambilan kebijaksanaan maupun keputusan .
b. Pemimpin tidak terlibat dalam musyawarah kerja .
c. Kerjasama antara anggota tanpa campur tangan pemimpin .
d. Tidak ada kritik, pujian atau usaha mengatur kegiatan pemimpin .
Di samping ketiga gaya kepemimpinan diatas Sondang P.Siagian, MPA.,Ph.D. mengemukakan tipe pemimpin yang lain, ialah:

4. Tipe Militeristis
a. Lebih sering mempergunakan perintah terhadap bawahan .
b. Perintah terhadap bawahan sangat tergantung pada pangkat dan jabatan .
c. Menyenangi hal-hal yang bersifat formal .
d. Sukar menerima kritik .
e. Menggemari berbagai upacara .

5. Tipe Paternalistik
a. Bersikap melindungi bawahan .
b. Bawahan dianggap manusia yang belum dewasa .
c. Jarang ada kesempatan pada bawahan untuk mengambil inisiatif .
d. Bersikap maha tahu .

6. Tipe Karismatis
a. Mempunyai daya tarik yang besar, oleh karenanya mempunyai pengikut yang besar .
b. Daya tarik yang besar tersebut kemungkinan disebabkan adanya kekuatan gaib (supernature) .

Disamping teori yang telah dikemukakan diatas, ada teori lain yang Dikemukakan oleh W.J. Reddin dalam artikelnya yang berjudul “What Kind of Manager”.
Ada tiga pola dasar yang dapat dipakai untuk menentukan watak atau tipe seorang pemimpin. Ketiga pola dasar tersebut :
1. Berorientasi tugas (task orientation).
2. Berorientasi pada hubungan kerja (Relationship orientation).
3. Berorientasi pada hasil (effectiveness orientation).

Berdasarkan sedikit banyaknya orientasi atau penekanan ketiga hal diatas pada diri seorang pemimpin akan dapat ditentukan delapan tipe pemimpin masing-masing ialah:
1. Deserter
2. Bureaucrat
3. Missionary
4. Developer
5. Autocrat
6. Benevolent autocrat
7. Compromiser
8. Executive
REFERENSI
http://tugasfarrell.blogspot.com/2012/11/pengertian-kepemimpinan.html
Kepemimpinan dalam Organisasi
Setelah mengetahui pengertian dan manfaat umum organisasi, selajutnya kita masuk ke bagian inti dalam makalah ini, yaitu membahas salah satu figur penting organisasi, yaitu pemimpin dan kempemimpinan dalam organisasi. Sebenarnya, pemimpin dan kepemimpinan  merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional.
Seperti organisasi, juga terdapat banyak pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan, antara lain :
o   Pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok
o   Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal ini, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan posisinya yang khusus dalam kelompok, pemimpin berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok.
o   Leadership is a process by which a person influences others to accomplish an objective and directs the organization in a way that makes it more cohesive and coherent.
o   Northouse’s (2007, p3) definition — Leadership is a process whereby an individual influences a group of individuals to achieve a common goal.
o   Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan mengarahkan orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah.
o   Pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.
Dari definisi di atas, jelas bahwa pemimpin merupakan salah satu figur penting yang menentukan kesuksesan sebuah organisasi. Namun, berikutnya muncul dua pertanyaan yang menjadi perdebatan mengenai pemimpin. Pertanyaan tersebut adalah: (1) apakah seorang pemimpin dilahirkan atau ditempa? (2) Apakah efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dialihkan dari satu organisasi ke organisasi yang lain oleh seorang pemimpin yang sama?
Khalayak umum sering meyakini bahwa para pemimpin (leader) dilahirkan bukan ditempa. Sementara kepemimpinan (leadership) adalah sesuatu yang dipelajari, keterampilan dan pengetahuan yang diproses oleh pemimpin dapat dipengaruhi oleh atributnya atau miliknya atau ciri, seperti kepercayaan, nilai, etika karakter, dan. Pengetahuan dan keterampilan berkontribusi langsung kepada proses kepemimpinan, sedangkan atribut lain memberikan karakteristik tertentu pada pemimpin yang membuat dia unik.
Untuk menjawab pertanyaan pertama tersebut kita lihat beberapa pendapat terkait. Pertama, pihak yang berpendapat bahwa “pemimpin itu dilahirkan” melihat bahwa seseorang hanya akan menjadi pemimpin yang efektif karena dia dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinannya. Sementara, kubu yang menyatakan bahwa “pemimpin dibentuk dan ditempa” berpendapat bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dibentuk dan ditempa. Caranya adalah dengan memberikan kesempatan luas kepada yang bersangkutan untuk menumbuhkan dan mengembangkan efektivitas kepemimpinannya melalui berbagai kegiatan pendidikan dan latihan kepemimpinan.
Terkait dengan perdebatan tersebut, Sondang (1994) menyimpulkan bahwa seseorang hanya akan menjadi seorang pemimpin yang efektif apabila :
·         seseorang secara genetika telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan,
·         bakat-bakat tersebut dipupuk dan dikembangkan melalui kesempatan untuk menduduki jabatan kepemimpinannya,
·         ditopang oleh pengetahuan teoritikal yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut teori kepemimpinan.
Berikutnya, untuk menjawab pertanyaan kedua dapat dirumuskan dua asumsi yang sudah barang tentu harus dikaji lebih jauh lagi apakah hal tersebut benar. Asumsi tersebut, yaitu, (1) keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi dengan sendirinya dapat dialihkan kepada kepemimpinan oleh orang yang sama di organisasi lain, (2) keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi tidak merupakan jaminan keberhasilannya memimpin organisasi lain.
Selanjutnya, setelah mengetahui arti penting pemimpin dan kepemimpinan, kita akan melihat tipe-tipe kepemimpinan. Kita mengenal beberapa pemimpin besar dunia yang memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. Secara umum, tipe kepemimpinan itu dapat kita bagi menjadi:
1.      Tipe Otokratik, semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.
Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :
ü  kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka
ü  pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
ü  Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Dari sikapnya, gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:
ü  menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya
ü  dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya
ü  bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
ü  menggunakan pendekatan punitif dalam hal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.
2.      Tipe Paternalistik, Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan.
Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh-tokoh adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.
3.      Tipe Kharismatik, Tidak banyak informasi dari literatur yang ada mengenai kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
4.      Tipe Laissez Faire, Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
Dari beberapa literatur digambarkan  gaya kepemimpinan yang memiliki tipe Laissez Faire antara lain:
ü  pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif
ü  pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah dan kepada petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyata-nyata menuntut keterlibatannya langsung.

ANALISA
          Menurut saya seorang pemimpin harus memiliki sipat seperti dibawah ini :
a.     Karismatik
b.     Memiliki Integritas
c.      Gunakan Kekuasaan Sesuai Porsinya.
d.     Komitmen Tinggi
e.      Memiliki Ketenangan
f.       Bersikap Adil dan lain sebagainya
Gaya kepemimpinan demokratis juga disebut gaya partisipatif karena mendorong pengikut untuk menjadi bagian dari pengambilan keputusan. Manager demokratis membuat pengikut nya turut memberikan informasi tentang segala sesuatu yang mempengaruhi pekerjaan mereka dan saham pembuatan keputusan dan pemecahan masalah tanggung jawab. Gaya ini membutuhkan pemimpin untuk menjadi pelatih yang memiliki kata akhir, tapi mengumpulkan informasi dari anggota staff sebelum membuat keputusan.
kepemimpinan Demokrat dapat menghasilkan kualitas tinggi dan kuantitas kerja tinggi untuk jangka waktu yang lama. Banyak pengikut seperti kepercayaan mereka menerima dan merespon dengan kerjasama, semangat tim, dan semangat tinggi. Biasanya pemimpin demokratis:
Mengembangkan rencana untuk membantu pengikut mengevaluasi kinerja mereka sendiri, memungkinkan pengikut untuk menetapkan tujuan, mendorong mereka untuk tumbuh, mengakui dan mendorong pencapaian
Seperti gaya lainnya, gaya demokratis tidak selalu sesuai. Hal ini paling berhasil bila digunakan dengan karyawan sangat terampil atau yang berpengalaman atau ketika melaksanakan perubahan operasional atau menyelesaikan masalah individu atau kelompok.
Namun pada dasarnya semua itu haruslah seimbang ( balance ) karena ketegasan dalam mengambil keputusan ada kalanya pemimpin harus memilhat kondisi dimana masalah yang di hadapi , lingkup kerja, dampak dari keputusan yang di ambil apakah otoriter, birokrasi, ataukah cara demokrasi. Dan yang lebih terpenting dimana kita sebagai pemimpin harus tahu kondisi yang di hadapi atau sesuatu hal yang di butuhkan guna motivasi bawahan untuk mencapai kinerja yang maksimal..

ANALIASA
Pengertian pemimpin dan kepemimpinan itu sendiri banyak opini yang berbeda namun pada dasarnya tujuan itu sama..
Pimpin artinya bimbing atau tuntun
Pemimpin  itu sendiri adalah seseorang yang mempunyai wewenang dalam menuntun mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan suatu tugas guna tujuan tertentu dalam suatu perusahaan ataupun organisasi.

Pemimpin memerlukan kemampuan untuk membujuk, menginspirasi, memotivasi orang lain dan, dapat menyisihkan waktu dan perhatian rela untuk mengejar dan mencapai tujuan bersama yang signifikan untuk keberhasilan dan kesejahteraan kelompok atau dalam suatu bisnis perusahaan
Kepemimpinan yang baik bukan tentang pemaksaan atau dominasi, lebih kepada ketegasan yang bijak, orang yang meminta orang lain untuk melaksanakan instruksi mereka secara paksa bukan pemimpin, pemimpin mempunyai proses perencanaan memimpin dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dengan menggunakan semua sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dan persepsi saya tentang kepemimpinan kita dapat menyimpulkan bahwa pemimpin tidak dapat berdiri sendiri tetapi melibatkan dan membangun tim yang kuat dengan kebutuhan untuk mencapai visi dan misi suatu organisasi.
Namun, pemimpin harus menunjukkan kemampuan yang unggul, memiliki kekuatan ahli adalah keuntungan baik dalam keterampilan teknis atau kecanggihan organisasi, keterampilan dan pengetahuan mereka adalah hak mereka untuk posisi kepemimpinan, oleh karena itu profesional ahli pemimpin mereka tahu lebih banyak tentang lapangan
Pemimpin diharapkan menjadi orang yang kredibel dan tahu aturan mana yang dapat di lakukan atau tidak boleh dilakukan, norma,dan juga memiliki ketelitian dalam memahami karakter ataupun kebutuhan bawahannya.
Adapun 3 cara jiwa kepemimpinan yang saya ketahui adalah:
Cara Kepemimpinan Otokratis / Diktator :
Ini adalah satu di mana palungan / Pemimpin mempertahankan kekuasaan sebanyak mungkin dan otoritas pengambilan keputusan. Pemimpin tidak berkonsultasi anggota, mereka juga tidak diperbolehkan untuk memberikan masukan apapun. Anggota diharapkan untuk mematuhi perintah tanpa menerima penjelasan. Lingkungan motivasi diproduksi dengan menciptakan satu set struktur imbalan dan hukuman.
Dalam kebanyakan kasus, para pemimpin otokratis;
Mengandalkan ancaman dan hukuman untuk mempengaruhi anggota guna ketegasan tertentu.
Ini tidak berarti bahwa kepemimpinan otokratis adalah semua buruk. Kadang-kadang gaya yang paling efektif untuk digunakan. Situasi ini dapat meliputi:
Ketika anggota tidak tahu apa yang harus dilakukan Anggota tidak menanggapi setiap gaya kepemimpinan lainnya.Ada waktu yang terbatas di mana untuk membuat keputusan Beberapa anggota bertindak bertentangan dengan kepentingan secara keseluruhan dalam suatu organisasi tersebut
Gaya kepemimpinan otokratis tidak boleh digunakan ketika anggota berharap untuk memiliki pendapat mereka didengar dan ketika ada semangat kerja karyawan rendah.

REFERENSI
Sumber referensi sebagian dari buku sebagian dari internet,
http://tugasfarrell.blogspot.com/2012/11/pengertian-kepemimpinan.html
Sofyandi, Herman dan Garniwa, Iwa . 2007. Perilaku Organisasional.Graha Ilmu.
Yogyakarta
Robbins, Stephen P.2003. Perilaku Organisasi.PT. INDEKS Kelompok GRAMEDIA
Jakarta
Thoha, Miftah.2004. .Kepemimpinan dalam Manajemen.PT Raja Grafindo Persada
Jakarta
Nawawi, Hadari dan Hadari, M. Martini. 2004. Kepemimpinan Yang Efektif.UGM
Gadjah Mada Universitas Press. Yogyakarta

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...