{[['
'],['
']]}
A. Pengertian
Leadership
menempati posisi
sebagai pimpinan / pemimpin (leader). Menurut Hadari Nawawi
(Kepemimpinan
yang Efektif, 9)Pemimpin (leader)adalah orangnya dan
kepemimpinan
(leadership) adalah kegiatannya. Kepemimpinan dapat diartikan
sebagai
kemampuan / kecerdasan mendorong sejumlah orang agar bekerja sama
Menurut Stephen
P. Robbins (Perilaku Organisasi, 40) Kepemimpinan
adalah kemampuan
untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya
tujuan.
Menurut Herman
Sofyandi dan Iwa Garniwa (Perilaku Organisasional,
174) :
1. Kepemimpinan
adalah Perilaku dari seorang individu yang memimpin
aktivitas-aktivitas kelompokke suatu tujuan
yangingin dicapai
bersama.(Hemhill & Coons, 1957; 7)
2. Kepemimpinan
adalah Pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalanm suatu
situasi tertentu serta diarahkan
melalui proses komunikasi, kea rah pencapaian
satu atau beberapa tujuan
tertentu (Tannenbaum,Weschler & Massarik,
1961;24)
3. Kepemimpinan
adalah Pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam
harapan dan interaksi (Stogdill,
1974; 411)
4. Kepemimpinan
adalah Peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan
berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan
rutin organisasi (Katz
& Khan, 1978 ;528)
5. Kepemimpinan
adalah Proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah
kelompok yang diorganisasi kearah
pencapaian tujuan (Rauch & Behling,
1984;46)
6. Kepemimpinan
adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti)
terhadap usaha kolektif yang
mengakibatkan kesediaan untuk melakukan
usaha yang diinginkan untuk
mencapai sasaran (Jacobs & Jacques, 1990;281)
B. Perbedaan
Leadership dan Manajemen
Manajemen dan
leadership adalah dua kata yang mempunyai arti yang
hampir sama .
Namun pada hakekatnya terdapat perbedaan. Manajemen adalah
suatu proses
pencapaian tujuan organisasi lewat usaha orang-orang lain. Atau
manajemen adalah
orang senantiasa memikirkan kegiatan untuk mencapai suatu
tujuan
organisasi. Manajemen dapat diterapkan pada setiap organisasi (organisasi
perusahaan,pendidikan,
rumah sakit,poloitik dsb) .
Manajemen
merupakan jenis pemikiran yang khusus dari kepimpinan di
dalam usahanya
mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan
dapat digunakan setiap orang dan tidak hanya terbatas
berlaku dalam
suatu organisasi. Kepemimpinan tidak harus diikat dalam suatu
organisasi
tertentu, melainkan kepemimpinan bisa terjadi dimana saj, asalkan
seseorang
menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang-orang kea
rah tercapainya
tujuan tertentu.
Apabila
kepemimpinan dibatasi oleh tata karma birokrasi atau dikaitkan
dalam suatu
organisasi tertentu, maka dinamakan manajemen.
Dari penjelasan
diatas dapat saja terjadi seorang manajer berperilaku
sebagai seorang
pemimpin, asalkan dia mampu mempengaruhi orang-orang lain
untuk mencapai
tujuan tertentu. Tetapi seorang pemimpin belum tentu harus
menyandang
jabatan manajer untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan
kata lain
seorang leader atau pemimpin belum tentu seorang manajer, tetapi
seorang manajer
bisa berperilaku sebagai seorang leader atau pemimpin.
C. Kepribadian
Pemimpin
Pemimpin dengan
sifat-sifat di dalam kepribadiannya harus
menyesuaikan
diri dengan kepribadian anggota kelompoknya. Penyesuaian ini
diperlukan
karena tidak ada dua orang didunia ini yang sama kepribadiannya. Di
dalam sebuah
kelompok / organisasi berkumpul atau terdapat kepribadian
sebanyak
anggotanya. Yang dimaksud dengan kepribadian kepemimpinan adalah
perilaku dan
sikap yang diperlihatkan dalam menghadapi segala sesuatu, terutama
dalam
berkomunikasi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Sikap dan perilaku
itu merupakan
sifat-sifat khas, watak, keterampilan/ kecerdasan, kecenderungan
minat, dan perhatian
seseorang sebgai individu.
Aspek-aspek yang
baik dalam kepribadian harus dipertahankan ,
sehingga menjadi
pengendali dalam mewujudkan kepemimpinan. Kepribadian
manusia termasuk
seorang pemimpin cenderung bersifat stabil(permanent) atau
sulit berubah,
namun tidak berarti sama sekali tidak dapat berubah atau
berkembang. Oleh
karena itu dengan kemauan yang keras bagi seorang
pemimpin, selalu
terbuka kemungkinan untuk mengurangi aspek-aspek
kepribadiannya
yang bernilai negatif, agar tidak merugikan dalam mewujudkan
kepemimpinannya.
Kepribadian
bukan yang diucapkan seseorang , tetapi aksi dan
reaksinya yang
tampak berupa sikap dan perilaku. Setiap pemimpin dituntut untuk
menampilkan
kepribadian yang menyatu antara ucapan dengan sikap dan tingkah
lakunya .
Penyesuaian
pribadi dalam kepemimpinan juga berarti seorang
pemimpin harus
mampu membantu dan mempengaruhi agar orang –orang yang
dipimpinnya
mampu mengurangi sifat dan berbagai aspek kepribadian yang
kurang baik agar
aspek-aspek kepribadian orang yang dipimpinnya sesuai dengan
norma-norma yang
dituntut oelh organisasi.Kepribadian yang tidak sesuai dengan
norma akan
mengalami hambatan dan kesulitan dalam bekerjasama dan
mewujudkan
kebersamaan.
D. Fungsi dan
Tipe Kepemimpinan
Fungsi
kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi
social dalam
kehidupan kelompok/organisasi, yang mengisyaratkan bahwa setiap
pemimpin berada
di dalam dan bukan di luar situasi itu. Pemimpin harus berusaha
agar menjadi
bagian di dalam situasi social kelompok.
Fungsi kepemimpinan
memiliki dua dimensi, yaitu :
1. Dimensi yang
berkenaan dengan tingkat kemampuan merngarahkan dalam
tindakan atau
aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang
yang
dipimpinnya.
2. Dimensi yang
berkenaan dengan dukungan atau keterlibatan orang yang
dipimpin dalam
melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok, yang dijabarkan
dan
dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan-kebijakan
pemimpin.
Secara
operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok
kepemimpinan ,
yaitu :
1. Fungsi Instruktif
Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi satu
arah . Pemimpin
sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan
pelaksanaannya pada
orang-orang yang dipimpin. Pemimpin sebagai
komunikator merupakan pihak
yang menetukan apa(isi perintah), bagaimana (cara
mengerjakan perintah) ,
bilamana (waktu memulai,melaksanakan, dan melaporkan
hasilnya) dan
dimana(tempat mengerjakan perintah) agar keputusan
dapat diwujudkan
secara efektif.
2. Fungsi
Konsultatif
Fungsi ini berlangsung dan
bersifat komunikasi dua arah, meskipun
pelaksanaannya sangat tergantung
pada pihak pemimpin. Pada tahap pertama
dalam usaha menetapkan keputusan,
pemimpin kerap kali memerlukan bahan
pertimbangan, yang
mengharuskannya berkomunikasi dengan orang-orang
yang dipimpinnya. Konsultasi itu
dapat dilakukannya secara terbatas hanya
dengan orang-orang tertentu saja
, yang dinilainya mempunyai berbagai bahan
informasi yang diperlukannya
dalam menetapkan keputusan.
3. Fungsi
Partisipasi
Fungsi ini tidak sekedar
berlangsung dan bersifat dua arah , tetapi juga
berwujud pelaksanaan hubungan
manusia yang efektif, antara pemimpin
dengan sesama orang yang
dipimpin. Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin
berusaha mengaktifkan orang-orang
yang dipimpinnya, baik dalam
keikutsertaan mengambil keputusan
maupun dalam melaksanakannya. Setiap
anggota kelompok memperoleh
kesempatan yang sama untuk berpatisipasi
dalam melaksanakan kegiatan yang
dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai
dengan posisi/ jabatan
masing-masing
4. Fungsi
Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan
memberikan pelimpahan wewenang
membuat/ menetapkan keputusan,
baik melaui persetujuan maupun tanpa
persetujuan dari pimpinan. Fungsi
ini mengharuskan pemimpin memilahmilah
tugas pokok organisasinya dan
mengevaluasi yang dapat dan tidak
dapat dilimpahkan pada
orang-orang yang dipercayainya. Fungsi delegasi
pada dasarnya memberi kepercayaan
. Pemimpin harus bersedia dan dapat
mempercayai orang-orang lain ,
sesuai dengan posisi/ jabatan nya, apabila
diberi/ memdapat pelimpahan
wewenang .
5. Fungsi
Pengendalian
Fungsi ini cenderung bersifat
komunikasi satu arah , meskipun tidak
mustahil untuk dilakukan dengan
cara komunikasi dua arah. Fungsi
pengendalian bermaksud bahwa
kepemimpinan yang sukses mampu mengatur
aktivitas anggotanya secara
terarah dan dalam koordinasi yang efektif,
sehingga memungkinkan tercapainya
tujuan bersama secara
maksimal.sehubungan dengan itu
berarti fungsi pengendalian dapat
diwujudkan melalui kegiatan
bimbinga, pengarahan, koordinasi dan
pengawasan.
Tipe Kepemimpinan
Gaya
kepemimpinan merupakan dasar dalam membeda- bedakan atau
mengklasifikasikan
tipe kepemimpinan. Terdapat depalan tipe kepemimpinan :
a. Otokrasi
(Autocrat)
Perilaku
kepemimpinan ini menunjukkan karakteristik sebagai berikut :
1. Pelaksanaan
tugas merupakan kegiatan terpenting. Untuk itu orang-orang
yang dipimpin harus diberi instruksi-instruksi agar
melaksanakan tugastugasnya.
2. Pelaksanaan
tugas tidak boleh keliru, salah atau menyimpang dari
instruksi oleh karena itu harus di control secara
ketat. Sangsi atau
hukuman dujadikan alat agar orang-orang yang
dipimpin berusaha
melaksanakan tugas tanpa kekeliruan, kesalahan .
Kontrol dan
pengawasan yang ketat dilakukan karena pemimpin
beranggapan bahwa
manusia pada dasarnya adalah malas dan suka menghindarkan
diri dari
tugas-tugas.
3. Inisiatif dan
kreatifitas orang-orang yang dipimpin dimatikan karena
dipandang akan menyimpang dari instruksi
4. Kurang
memperhatikan hubungan manusiawi, baik antar pimpinan dengan
orang yang dipimpin maupun sesama orang-orang yang
dipimpin..
Hubungan manusiawi dalam bekerja dipandang sebagai
factor yang
membuat seseorang lalai, karena sekedar dipergunakan
untuk
bercengkrama tentang sesuatu yang tidak perludan
tidak berhubungan
dengan pekerjaan.
5. Kurang
mempercayai orang lain, termasuk juga anggota kelompok.
Perilaku ini didasari oleh asumsi
bahwa seseorang cenderung rendah
dedikasi dan loyalitasnya
terhadap kelompok/ organisasi yang bukan
miliknya, tetapi milik bersama
6. Menyenangi
ditakuti dan akibatnya tidak disenangi orang-orang yang
dipimpinnya.
7. Orang-orang
yang dipimpinnya diperlukan sekedar sebagai pelaksana
kehendak pemimpin yang selalu siap dan tidak boleh
keliru.
8. Sukar
memberikan maaf pada bawahan, karena hanya menuntut ketaatan.
9. Pendapat dari
bawahan bukan saja dianggap tidak benar tapi juga
dianggap tidak perlu dan dianggap menentang atau
membangkang.
10. Orang-orang
yang dipimpin tidak bersatu dan terpecah-pecah dalam
kelompok keci- kecil.
b. Otokrasi yang
disempurnakan
Perilaku dalam
kepemimpinan ini menunjukkan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Pemimpin
berorientasi pada hasil, dengan tidak sekedar memerintah tapi
juga berusaha memberikan motivasi agar tumbuh
kesediaan melaksanakan
perintah.
2. Tugas orang
yang dipimpin adalah melaksanakan dan mentaati perintah ,
namun pemimpin memiliki kemampuan
dalam memberikan petunjuk cara
mengerjakan perintah secara
efektif dan efisien.
3. Pemimpin
menuntut ketaatan dan kepatuhan dengan membuat dan
menetapkan peraturan dan
mengawasi pelaksanaannya.
4. Pemimpin
kurang yakin pada diri sendiri , sehingga lebih baik
memanfaatkan orang lain untuk menangani
keputusannya, dari pada
mengalami kesalahanbila ditangani sendiri.
c. Birokrat
Perilaku dalam
kepemimpinan ini memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. Bekerja harus
sesuai peraturan, prosedur, dan mekanisme yang udah
ditetapkan.
2. Menuntut
ketaatan yang lebih tinggi pada perintah pimpinan
3. Pemimpin
berusaha agar lingkungan dan situasi kerja sesuai dengan
aturan-aturan teoritis dalam mewujudkan kepemimpinan
formal.
4. Kurang aktif
dalam melaksanakan tugas-tugas dan bersifat saling
menunggu.
5.
Gagasan-gagasan tidak berorientasi pada peningkatan produktivitas, tetapi
lebih diarahkan pada mengatur tata hubungan kerja
6. Dalam bekerja
pemimpin kurang berusaha mengembangkan hubungan
manusiawi dengan dan diantara orang-orang yang
dipimpinnya.
7. Kurang
menyukai orang luar dan masyarakat, karena dipandang sebagai
pihak yang merongrong atau mengganggu stabilitas
organisasi.
d. Pelindung dan
Penyelamat
Perilaku kepemimpinan
ini menunjukkan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Pemimpin
berkepribadian ramah dan murah senyum. Perilaku ini didasari
asumsi bahwa hubungan manusiawi yang efektif
berbentuk persahabatan
2. Pemimpin
selalu berusaha secara aktif mencegah pertentangan,
menghindari perdebatan, dan konflik dengan orang
lain.
3. Melaksanakan
tugas secara santai, agar dapat menghindari tekanan
emosional
4. Cenderung
mengabaikan para pembantu pimpinan dan orang dalam
organisasi, karena lebih besar perhatiannya pada orang
luar/
masyarakatyang memerlukannya.
5. Memiliki
kemampuan dan kemauan yang tinggi dalam menghormati
menghargai orang lain dan
mengendalikan diri .
6. Hasil dari
kepemimpinan tidak dipentingkan karena yang diutamakan
adalah proses pemberian pelayanan untuk memberi
kepuasan orang lain
dan masyarakat.
7. Kurang
berminat memecahkan masalah-masalah yang terdapat didalam
organisasi, karena lebih
mengutamakan memanfaatkan organisasi untuk
kepentingan orang lain dan
organisasi
e. Memajukan dan
Mengembangkan Organisasi
Perilaku dalam
kepemimpinan ini menunjukkan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Mahir
berorganisasi terutama dalam mewujudkan dan membina kerjasama
dalam rangka mencapai tujuan bersama.
2. Bekerja
secara efektif, efisien dan bertanggung jawab dalam
menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan.
3. Mampu dan mau
mempercayai orang lain dalam bekerja.
4. Memiliki
kemampuan dan kemauan yang tinggi dalam menghormati ,
menghargai dan memperlakukan orang lain sebagai
subyek.
5. Cenderung
pada usaha menciptakan hubungan manusiawi yang efektif
yang terarah pada mewujudkan dan membina kerjasama
dalam
melaksanakan tugas-tugas organisasi.
6. Meyakini
bahwa orang-orang yang diberi pelimpahan wewenang , mampu
melakukan pengendalian diri dalam
menjalankan wewenang yang
diterimanya.
f. Eksekutif
Perilaku ini
menunjukkan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Bekerja
dengan asumsi bahwa orang lain dapat bekerja , sama baiknya
dengan dirinya
2. Cenderung
mementingkan kualitas dalam melaksanakan tugas
3. Berdisiplin
dalam melaksanakan tugas, sehingga sangat meyakinkan dan
bahkan disegani oleh orang yang dipimpinnya.
4. Berusaha
menumbuhkan partisipasi aktif orang-orang yang dipimpin.
5. Memiliki
semangat, moral, loyalitas dan dedikasi kerja yang tinggi,
sehingga menjadi teladan bagi
yang dipimpinnya.
6. Mampu
menumbuhkan kesediaan bekerja keras, tanpa menekan dan
memaksa orang-orang yang dipimpin.
7. Mampu
menumbuhkan rasa aman
8. Efektif dan
efisien dalam bekerja
9. Mempunyai
perhatian yang positif dalam menyelesaikan konflik-konflik
yang timbul.
10. Terbuka
terhadap kritik dan saran-saran untuk memperbaiki kekeliruan.
11. Mampu
memisahkan masalah yang perlu dan tidak perlu dalam
musyawarah.
g. Kompromi
Perilaku
kepemimpinan ini menunjukkan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Cenderung
senang berusaha untuk menyenangkan pimpinan yang lebih
tinggi
2. Banyak
mengikut sertakan orang-orang yang dipimpin dalam mengambil
keputusan
3. Cenderung
menilai untung rugi bagi dirinya.
4. Cenderung
tidak berusaha mengerjakan tugas secara baik, terutama jika
tahu dan yakin bahwa pimpinan yang lebih tinggi
tidak melihat proses dan
hasilnya.
5. Mampu
menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang yang
dipimpinnya.
6. Memberikan
motivasi kerja secara selektif atau setengah hati
h. Pembelot
Perilaku
kepemimpinan ini menunjukkan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Menghindar
dari tugas dan tanggung jawab.
2. Hanya
melibatkan diri pada tugas-tugas yang ringan dan mudah
3. Suka
menyendiri dan kurang menyukai pergaulan.
4. Cenderung
suka mengabaikan orang lain.
5. Mudah
menyerah bila menghadapi kesulitan
6. Bekerja hanya
untuk mencapai hasil yang minimal baik mutu maupun
jumlah.
E. Keterbatasan
Kepemimpinan
Pemimpin yang
menginginkan keberhasilan dalam mewujudkan
kepemimpinannya,
harus menyadari bahwa dirinya dan orang yang dipimpinnya
adalah manusia.
Pemimpin sebagai manusia tidak berbeda dengan manusia yang lain,
tidak dapat
melepaskan diri dari berbagai kekurangan dan kelemahan-kelemahan.
Ketidaksempurnaan
berupa kekurangan dan kelemahan, baik secara fisik
maupun
psikologis, besar pengaruhnya pada realisasi dirinyasebagai makhluk
individu dan
social. Kepemimpinan merupakan salah satu bentuk dari usaha realisasi
dir, yang dapat
tampil dalam berbagai perilaku sebagaimana telah dikemukakan
terdahulu.
Kekurangan dan kelemahan itu justru terdapat di dalam perilaku masingmasing
, sehingga dapat
dipandang sebagai keterbatasan dalam kepemimpinan.
Macam-macam Gaya Kepemimpinan
Tiga
gaya kepemimpinan yang pokok yaitu gaya kepemimpinan Otokratis, Demokratis, Laissez
faire.
1.
Gaya
Kepemimpinan Otokratis
Gaya kepemimpinan Otokratis ini
meletakkan seorang pemimpin sebagai sumber kebijakan. Pemimpin merupakan
segala-galanya. Bawahan dipandang sebagai orang yang melaksanakan perintah.
Oleh karena itu bawahan hanya menerima instruksi saja dan tidak diperkenankan
membantah maupun mengeluarkan ide atau pendapat. Dalam posisi demikian anggota
atau bawahan tidak terlibat dalam soal keorganisasian. Pada tipe kepemimpinan
ini segala sesuatunya ditentukan oleh pemimpin sehingga keberhasilan organisasi
terletak pada pemimpin.
2.
Gaya
Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan ini memberikan
tanggungjawab dan wewenang kepada semua pihak, sehingga ikut terlibat aktif
dalam organisasi, anggota diberi kesempatan untuk memberikan usul serta saran
dan kritik demi kemajuan organisasi. Gaya kepemimpinan ini memandang bawahan
sebagai bagian dari keseluruhan organisasinya, sehingga mendapat tempat sesuai
dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Pemimpin mempunyai tanggungjawab
dan tugas untuk mengarahkan, mengontrol dan mengevaluasi serta mengkoordinasi.
3.
Gaya
Kepemimpinan Laissez faire
Pada prinsipnya gaya kepemimpinan
ini memberikan kebebasan mutlak kepada para bawahan. Semua keputusan dalam
pelaksanaan tugas dan pekerjaan diserahkan sepenuhnya kepada bawahan. Dalam hal
ini pemimpin bersifat pasif dan tidak memberikan contoh-contoh kepemimpinan.
(Ngalim Purwanto, 1992:48-50)
Dari beberapa gaya kepemimpinan tersebut akan mempunyai tingkat efektivitas
yang berbeda-beda, tergantung pada faktor yang mempengaruhi perilaku pemimpin.
Seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya sangat dipengaruhi
oleh faktor, baik yang berasal dari dalam diri pribadinya maupun faktor
yang berasal dari luar individu pemimpin tersebut.
Macam-Macam Gaya Kepemimpinan yang
lainnya :
Berbagai study tentang macam-macam
kepemimpinan ada 8 tipe kepemimpinan menurut Kartini Kartono (2009:80), yaitu
1.
Gaya Kepemimpinan Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik yang
bersifat kepapakan, dengan sifat-sifat diantaranya :
a. Overly protective.
b. Selalu bersikap maha tahu dan maha besar.
c. Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahanya untuk berinisiatif.
hanya terdapat
dilingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat
agraris.
2.
Gaya Kepemimpinan Karismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari
literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang karismatik. Memang ada
karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga
mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Banyak memberikan inspirasi, keberanian dan
keyakinan teguh pada pendirian sendiri.
3.
Gaya Kepemimpinan Bebas
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya
organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota
organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang
menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa
yang harus ditunaikan oleh masing -masing anggota dan pemimpin tidak terlalu
sering intervensi.
4.
Gaya Kepemimpinan Demokratis
Pemimpin yang demokratik biasanya
memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen
organisasi. Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian
rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang
tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan. Kepemimpinan
demokratis biasanya berlangsung secara mantap dengan gejala-gejala sebagai
berikut :
a. Organisasi dengan segenap bagianya
berjalan lancar.
b. Otoritas sepenuhnya didelegasikan ke
bawah, dan masing-masing menyadari tugas serta kewajibanya masing-masing.
5.
Gaya Kepemimpinan Otokratis
Kepemimpinan otokrasis itu mendasarkan
diri pada kekuasaan dan paksaan yang harus dipatuhi. Seorang pemimpin yang
otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam
bentuk kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat - alat lain
dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat
dan martabat mereka. pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan
penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan
dan kebutuhan para bawahannya. Pengabaian peranan para bawahan dalam proses
pengambilan keputusan.
Pemimpin akan bersikap baik pada
bawahanya asalkan bawahan itu patuh atas semua perintah yang telah diberikan.
6.
Gaya Kepemimpinan Militeristis
Tipe kepemimpinan militeristik ini
sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe
kepemimpinan militeristik adalah :
a. Lebih banyak menggunakan sistem
perintah, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana.
b. Menghendaki kepatuhan mutlak dari
bawahan.
c. Sangat menyenangi formalitas,
upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan.
d. Menuntut adanya disiplin yang keras dan
kaku dari bawahannya.
e. Tidak menghendaki saran, usul, sugesti,
dan kritikan-kritikan dari bawahannya.
f. Komunikasi hanya berlangsung searah.
7.
Gaya Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh
pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan
kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan
penghidupan kembali sikap nasionalisme.
8.
Gaya Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah
kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara
efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan
administrator-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan
pembangunan.
A. Teori
Timbulnya Kepemimpinan
Di antara berbagai teori yang menjelaskan sebab-sebab timbulnya kepemimpinan terdapat tiga teori yang menonjol, yaitu :
1. Teori Keturunan (Heriditary Theory)
2. Teori Kejiwaan (Psychological Theory)
3. Teori Lingkungan (Ecological Theory)
Masing – masing teori dapat dikemukakan secara singkat :
1. Teori Keturunan
Inti daripada teori ini, ialah :
a. Leaders are born not made.
b. Seorang pemimpin menjadi pemimpin karena bakat – bakat yang dimiliki sejak dalam kandungan.
c. Seorang pemimpin lahir karena memamng ditakdirkan. Dalam situasi apapun tetap muncul menjadi pemimpin karena bakat-bakatnya.
2. Teori Kejiwaan.
a. Leaders are made and not born.
b. Merupakan kebalikan atau lawan dari teori keturunan.
c. Setiap orang bias menjadi pemimpin melalui proses pendidikan dan pengalaman yang cukup.
3. Teori Ekologis
a. Timbul sebagai reaksi terhadap teori genetis dan teori social.
b. Seseorang hanya akan berhasil menjadi seorang pemimpin, apabila pada waktu ahir telah memiliki bakat, dan bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui proses pendidikan yang teratur dan pengalaman.
c. Teori ini memanfaatkan segi-segi positif teori genetis dan teori social.
d. Teori yang mendekati kebenaran.B. Teori Kepemimpinan Berdasarkan Sifat
Di tinjau dari segi sejarah, pemimpin atau kepemimpinan lahir sejak nenek moyang, sejak terjadinya hubungan kerjasama atau usaha bersama antara manusia yang satu dengan dengan manusia yang lain untuk menjapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Jadi kepemimpinan lahir bersama – sama timbulnya peradaban manusia.
• Machiavelli
Ia terkenal tentang nasehatnya mengenai kebijaksanaan yang harus dimiliki oleh seorang Perdana Mentri, yaitu antara lain harus mempunyai keahlian dalam :
a. Upacara – upacara ritual, kebaktian keagamaan
b. Peratuaran dan perundang – undangan
c. Pemindahan dan pengangkutan
d. Pemberian honorium/pembayaran dan kepangkatan
e. Upacara – upacara dan adat kebiasaan.
f. Pemindahan pegawai untuk menhindarkan kegagalan
g. Bertani dan pekerjaan lainnya.
• Empuh Prapanca dengan bukunya yang terkenal Negara Kertagama menyebut 15 sifat yang baik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu:
a. Wijana, sikap bijaksana
b. Mantri wira, sebagai pembela negara sejati
c. Wicaksaning naya, bijaksana dalam arti melihat masa lalu, kemampuan analisa, mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
d. Matanggwan, mendapat kepercayaan yang tinggi dari yang dipimpinnya.
e. Satya bakti haprabu, setia dan bakati kepada atasan (loyalitas).
f. Wakjana, pandai berpidato dan berdiplomasi.
g. Sajjawopasama, tidak sombong, rendah hati, manusiawi.
h. Dhirrottsaha, bersifat rajin sungguh- sungguh kreatif dan penuh inisiatif.
i. Tan-lalana, bersifat gembira, periang.
j. Disyacitra, Jujur terbuka.
k. Tancatrisan, tidak egoistis.
l. Masihi Samastha Bhuwana, bersifat penyayang, cinta alam.
m. Ginong Pratidina, tekun menegakkan kebenaran.
n. Sumantri, sebagai abdi negara yang baik.
o. Ansyaken musuh, mampuh memusnakan setiap lawan.
• Ajaran Hasta Brata.
Hasta Bhrata (delapan pedoman pilihan) yang terdapat dalam kitab Ramayana berisi sifat - sifat positif sebagai pedoman bagi setiap pemimpin adalah :
a. Sifat matahari (surya) Yaitu:
- Menerangi dunia dan memberi kehidupan pada semua mahluk.
- Menjadi penerang selurah rakyat.
- Jujur dan rajin bekerja sehingga negara aman dan sentosa.
b. Sifat bulan (candra) yaitu:
- Memberi penerangan terhadap rakyat yang sedang dalam kegelapan (kesulitan)
- Menerangkan perasaan dan melindungi rakyat sehingga terasa tentram untuk menjalankan tugas masing- masing.
c. Sifat Bintang (kartika) yaitu:
- Menjadi pusat pandangan sumber susila dan budaya, dan menjadi suri tauladan
d. Sifat Awan yaitu :
- Dapat menciptakan kewibawaan
- Tindakan mendorong agar rakyat tetap taat.
e. Sifat Bumi yaitu:
- Ucapanya sederhana.
- Teguh, dan kokoh pendiriannya.
f. Sifat Samudera,yaitu:
- mempunyai pandangan yang luas
- membuat rakyat seia sekata.
g. Sifat Api (Agni) yaitu:
- Menghukum siapa saja yang bersalah tanpa pandang bulu.
h. Sifat Angin (Bayu) yaitu :
- terbuka dan tidak ragu – ragu terhadap semua masalah.
- Bersikap adil terhadap siapa pun.
• The Traits and abilities Theory yang dikemukakan oleh stogdill dengan menekan pada kwalitas individu dan terdapat relevansi yang erat antara sifat dan kepemimpinan (capacity, status, participation, responsibility,achievement).
C. Teori Kepemimpinan Berdasarkan Tingkah Laku
Dengan memusatkan pada ciri-ciri dan gaya yang dimiliki oleh setiap pemimpin yang bersangkutan, mereka yakin akan berhasil dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Sehingga gaya dan ciri-ciri tersebut akan menimbulkan berbagai tipe.
Ada beberapa tipe kepemimpinan.
1. Tipe Otoriter
Tipe ini mempunyai sifat-sifat:
a. Semua kebijaksanaan ditentukan oleh pemimpin
b. Organisasi dianggap milik pribadi pemimpin
c. Segala tugas dan pelaksanaannya ditentukan oleh pemimpin .
d. Kurang ada partisipasi dari bawahan .
e. Tidak menerima kritik, saran dan pendapat bawahan .
2. Tipe Demokratis
a. Semua kebijaksanaan dan keputusan dilakukan sebagai hasil diskusi dan musyawarah .
b. Kebijaksanaan yang akan dating ditentukan melalui musyawarah dan diskusi.
c. Anggota kelompok, bebas bekerjasama dengan anggota yang lain, dan berbagai tugas diserahkan kepada kelompok .
d. Kritik dan pujian bersifat objektif dan berdasarkan fakta-fakta .
e. Pemimpin ikut berpartisipasi dalam kegiatan sebagai anggota biasa .
f. Mengutamakan kerjasama .
3. Tipe Semuanya
a. Kebebasan diberikan sepenuhnya kepada kelompok atau perseorangan di dalam pengambilan kebijaksanaan maupun keputusan .
b. Pemimpin tidak terlibat dalam musyawarah kerja .
c. Kerjasama antara anggota tanpa campur tangan pemimpin .
d. Tidak ada kritik, pujian atau usaha mengatur kegiatan pemimpin .
Di samping ketiga gaya kepemimpinan diatas Sondang P.Siagian, MPA.,Ph.D. mengemukakan tipe pemimpin yang lain, ialah:
4. Tipe Militeristis
a. Lebih sering mempergunakan perintah terhadap bawahan .
b. Perintah terhadap bawahan sangat tergantung pada pangkat dan jabatan .
c. Menyenangi hal-hal yang bersifat formal .
d. Sukar menerima kritik .
e. Menggemari berbagai upacara .
5. Tipe Paternalistik
a. Bersikap melindungi bawahan .
b. Bawahan dianggap manusia yang belum dewasa .
c. Jarang ada kesempatan pada bawahan untuk mengambil inisiatif .
d. Bersikap maha tahu .
6. Tipe Karismatis
a. Mempunyai daya tarik yang besar, oleh karenanya mempunyai pengikut yang besar .
b. Daya tarik yang besar tersebut kemungkinan disebabkan adanya kekuatan gaib (supernature) .
Disamping teori yang telah dikemukakan diatas, ada teori lain yang Dikemukakan oleh W.J. Reddin dalam artikelnya yang berjudul “What Kind of Manager”.
Ada tiga pola dasar yang dapat dipakai untuk menentukan watak atau tipe seorang pemimpin. Ketiga pola dasar tersebut :
1. Berorientasi tugas (task orientation).
2. Berorientasi pada hubungan kerja (Relationship orientation).
3. Berorientasi pada hasil (effectiveness orientation).
Berdasarkan sedikit banyaknya orientasi atau penekanan ketiga hal diatas pada diri seorang pemimpin akan dapat ditentukan delapan tipe pemimpin masing-masing ialah:
1. Deserter
2. Bureaucrat
3. Missionary
4. Developer
5. Autocrat
6. Benevolent autocrat
7. Compromiser
8. Executive
Di antara berbagai teori yang menjelaskan sebab-sebab timbulnya kepemimpinan terdapat tiga teori yang menonjol, yaitu :
1. Teori Keturunan (Heriditary Theory)
2. Teori Kejiwaan (Psychological Theory)
3. Teori Lingkungan (Ecological Theory)
Masing – masing teori dapat dikemukakan secara singkat :
1. Teori Keturunan
Inti daripada teori ini, ialah :
a. Leaders are born not made.
b. Seorang pemimpin menjadi pemimpin karena bakat – bakat yang dimiliki sejak dalam kandungan.
c. Seorang pemimpin lahir karena memamng ditakdirkan. Dalam situasi apapun tetap muncul menjadi pemimpin karena bakat-bakatnya.
2. Teori Kejiwaan.
a. Leaders are made and not born.
b. Merupakan kebalikan atau lawan dari teori keturunan.
c. Setiap orang bias menjadi pemimpin melalui proses pendidikan dan pengalaman yang cukup.
3. Teori Ekologis
a. Timbul sebagai reaksi terhadap teori genetis dan teori social.
b. Seseorang hanya akan berhasil menjadi seorang pemimpin, apabila pada waktu ahir telah memiliki bakat, dan bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui proses pendidikan yang teratur dan pengalaman.
c. Teori ini memanfaatkan segi-segi positif teori genetis dan teori social.
d. Teori yang mendekati kebenaran.B. Teori Kepemimpinan Berdasarkan Sifat
Di tinjau dari segi sejarah, pemimpin atau kepemimpinan lahir sejak nenek moyang, sejak terjadinya hubungan kerjasama atau usaha bersama antara manusia yang satu dengan dengan manusia yang lain untuk menjapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Jadi kepemimpinan lahir bersama – sama timbulnya peradaban manusia.
• Machiavelli
Ia terkenal tentang nasehatnya mengenai kebijaksanaan yang harus dimiliki oleh seorang Perdana Mentri, yaitu antara lain harus mempunyai keahlian dalam :
a. Upacara – upacara ritual, kebaktian keagamaan
b. Peratuaran dan perundang – undangan
c. Pemindahan dan pengangkutan
d. Pemberian honorium/pembayaran dan kepangkatan
e. Upacara – upacara dan adat kebiasaan.
f. Pemindahan pegawai untuk menhindarkan kegagalan
g. Bertani dan pekerjaan lainnya.
• Empuh Prapanca dengan bukunya yang terkenal Negara Kertagama menyebut 15 sifat yang baik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu:
a. Wijana, sikap bijaksana
b. Mantri wira, sebagai pembela negara sejati
c. Wicaksaning naya, bijaksana dalam arti melihat masa lalu, kemampuan analisa, mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
d. Matanggwan, mendapat kepercayaan yang tinggi dari yang dipimpinnya.
e. Satya bakti haprabu, setia dan bakati kepada atasan (loyalitas).
f. Wakjana, pandai berpidato dan berdiplomasi.
g. Sajjawopasama, tidak sombong, rendah hati, manusiawi.
h. Dhirrottsaha, bersifat rajin sungguh- sungguh kreatif dan penuh inisiatif.
i. Tan-lalana, bersifat gembira, periang.
j. Disyacitra, Jujur terbuka.
k. Tancatrisan, tidak egoistis.
l. Masihi Samastha Bhuwana, bersifat penyayang, cinta alam.
m. Ginong Pratidina, tekun menegakkan kebenaran.
n. Sumantri, sebagai abdi negara yang baik.
o. Ansyaken musuh, mampuh memusnakan setiap lawan.
• Ajaran Hasta Brata.
Hasta Bhrata (delapan pedoman pilihan) yang terdapat dalam kitab Ramayana berisi sifat - sifat positif sebagai pedoman bagi setiap pemimpin adalah :
a. Sifat matahari (surya) Yaitu:
- Menerangi dunia dan memberi kehidupan pada semua mahluk.
- Menjadi penerang selurah rakyat.
- Jujur dan rajin bekerja sehingga negara aman dan sentosa.
b. Sifat bulan (candra) yaitu:
- Memberi penerangan terhadap rakyat yang sedang dalam kegelapan (kesulitan)
- Menerangkan perasaan dan melindungi rakyat sehingga terasa tentram untuk menjalankan tugas masing- masing.
c. Sifat Bintang (kartika) yaitu:
- Menjadi pusat pandangan sumber susila dan budaya, dan menjadi suri tauladan
d. Sifat Awan yaitu :
- Dapat menciptakan kewibawaan
- Tindakan mendorong agar rakyat tetap taat.
e. Sifat Bumi yaitu:
- Ucapanya sederhana.
- Teguh, dan kokoh pendiriannya.
f. Sifat Samudera,yaitu:
- mempunyai pandangan yang luas
- membuat rakyat seia sekata.
g. Sifat Api (Agni) yaitu:
- Menghukum siapa saja yang bersalah tanpa pandang bulu.
h. Sifat Angin (Bayu) yaitu :
- terbuka dan tidak ragu – ragu terhadap semua masalah.
- Bersikap adil terhadap siapa pun.
• The Traits and abilities Theory yang dikemukakan oleh stogdill dengan menekan pada kwalitas individu dan terdapat relevansi yang erat antara sifat dan kepemimpinan (capacity, status, participation, responsibility,achievement).
C. Teori Kepemimpinan Berdasarkan Tingkah Laku
Dengan memusatkan pada ciri-ciri dan gaya yang dimiliki oleh setiap pemimpin yang bersangkutan, mereka yakin akan berhasil dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Sehingga gaya dan ciri-ciri tersebut akan menimbulkan berbagai tipe.
Ada beberapa tipe kepemimpinan.
1. Tipe Otoriter
Tipe ini mempunyai sifat-sifat:
a. Semua kebijaksanaan ditentukan oleh pemimpin
b. Organisasi dianggap milik pribadi pemimpin
c. Segala tugas dan pelaksanaannya ditentukan oleh pemimpin .
d. Kurang ada partisipasi dari bawahan .
e. Tidak menerima kritik, saran dan pendapat bawahan .
2. Tipe Demokratis
a. Semua kebijaksanaan dan keputusan dilakukan sebagai hasil diskusi dan musyawarah .
b. Kebijaksanaan yang akan dating ditentukan melalui musyawarah dan diskusi.
c. Anggota kelompok, bebas bekerjasama dengan anggota yang lain, dan berbagai tugas diserahkan kepada kelompok .
d. Kritik dan pujian bersifat objektif dan berdasarkan fakta-fakta .
e. Pemimpin ikut berpartisipasi dalam kegiatan sebagai anggota biasa .
f. Mengutamakan kerjasama .
3. Tipe Semuanya
a. Kebebasan diberikan sepenuhnya kepada kelompok atau perseorangan di dalam pengambilan kebijaksanaan maupun keputusan .
b. Pemimpin tidak terlibat dalam musyawarah kerja .
c. Kerjasama antara anggota tanpa campur tangan pemimpin .
d. Tidak ada kritik, pujian atau usaha mengatur kegiatan pemimpin .
Di samping ketiga gaya kepemimpinan diatas Sondang P.Siagian, MPA.,Ph.D. mengemukakan tipe pemimpin yang lain, ialah:
4. Tipe Militeristis
a. Lebih sering mempergunakan perintah terhadap bawahan .
b. Perintah terhadap bawahan sangat tergantung pada pangkat dan jabatan .
c. Menyenangi hal-hal yang bersifat formal .
d. Sukar menerima kritik .
e. Menggemari berbagai upacara .
5. Tipe Paternalistik
a. Bersikap melindungi bawahan .
b. Bawahan dianggap manusia yang belum dewasa .
c. Jarang ada kesempatan pada bawahan untuk mengambil inisiatif .
d. Bersikap maha tahu .
6. Tipe Karismatis
a. Mempunyai daya tarik yang besar, oleh karenanya mempunyai pengikut yang besar .
b. Daya tarik yang besar tersebut kemungkinan disebabkan adanya kekuatan gaib (supernature) .
Disamping teori yang telah dikemukakan diatas, ada teori lain yang Dikemukakan oleh W.J. Reddin dalam artikelnya yang berjudul “What Kind of Manager”.
Ada tiga pola dasar yang dapat dipakai untuk menentukan watak atau tipe seorang pemimpin. Ketiga pola dasar tersebut :
1. Berorientasi tugas (task orientation).
2. Berorientasi pada hubungan kerja (Relationship orientation).
3. Berorientasi pada hasil (effectiveness orientation).
Berdasarkan sedikit banyaknya orientasi atau penekanan ketiga hal diatas pada diri seorang pemimpin akan dapat ditentukan delapan tipe pemimpin masing-masing ialah:
1. Deserter
2. Bureaucrat
3. Missionary
4. Developer
5. Autocrat
6. Benevolent autocrat
7. Compromiser
8. Executive
REFERENSI
http://tugasfarrell.blogspot.com/2012/11/pengertian-kepemimpinan.html
Kepemimpinan
dalam Organisasi
Setelah
mengetahui pengertian dan manfaat umum organisasi, selajutnya kita masuk ke
bagian inti dalam makalah ini, yaitu membahas salah satu figur penting
organisasi, yaitu pemimpin dan kempemimpinan dalam organisasi.
Sebenarnya, pemimpin dan kepemimpinan merupakan suatu
kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional.
Seperti organisasi, juga terdapat
banyak pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan, antara lain :
o Pemimpin adalah figur
sentral yang mempersatukan kelompok
o Brown (1936)
berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan
tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di
lapangan. Dalam hal ini, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan posisinya
yang khusus dalam kelompok, pemimpin berperan sebagai agen primer untuk
penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi
kelompok, dan aktivitas kelompok.
o Leadership is a
process by which a person influences others to accomplish an objective and
directs the organization in a way that makes it more cohesive and coherent.
o Northouse’s (2007,
p3) definition — Leadership is a process whereby an individual influences a
group of individuals to achieve a common goal.
o Kepemimpinan sebagai
suatu kemampuan mengarahkan orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal
dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar, kepemimpinan merupakan
kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah.
o Pemimpin adalah
individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota kelompok bergerak
untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.
Dari definisi di atas, jelas bahwa
pemimpin merupakan salah satu figur penting yang menentukan kesuksesan sebuah
organisasi. Namun, berikutnya muncul dua pertanyaan yang menjadi perdebatan
mengenai pemimpin. Pertanyaan tersebut adalah: (1) apakah seorang pemimpin
dilahirkan atau ditempa? (2) Apakah efektivitas kepemimpinan seseorang dapat
dialihkan dari satu organisasi ke organisasi yang lain oleh seorang pemimpin
yang sama?
Khalayak umum sering meyakini bahwa
para pemimpin (leader) dilahirkan bukan ditempa. Sementara kepemimpinan
(leadership) adalah sesuatu yang dipelajari, keterampilan dan
pengetahuan yang diproses oleh pemimpin dapat dipengaruhi oleh atributnya atau
miliknya atau ciri, seperti kepercayaan, nilai, etika karakter, dan.
Pengetahuan dan keterampilan berkontribusi langsung kepada proses kepemimpinan,
sedangkan atribut lain memberikan karakteristik tertentu pada pemimpin yang
membuat dia unik.
Untuk menjawab pertanyaan
pertama tersebut kita lihat beberapa pendapat terkait. Pertama, pihak yang
berpendapat bahwa “pemimpin itu dilahirkan” melihat bahwa seseorang hanya akan
menjadi pemimpin yang efektif karena dia dilahirkan dengan bakat-bakat
kepemimpinannya. Sementara, kubu yang menyatakan bahwa “pemimpin dibentuk dan
ditempa” berpendapat bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dibentuk
dan ditempa. Caranya adalah dengan memberikan kesempatan luas kepada yang
bersangkutan untuk menumbuhkan dan mengembangkan efektivitas kepemimpinannya
melalui berbagai kegiatan pendidikan dan latihan kepemimpinan.
Terkait dengan perdebatan tersebut,
Sondang (1994) menyimpulkan bahwa seseorang hanya akan menjadi seorang pemimpin
yang efektif apabila :
·
seseorang secara genetika telah memiliki
bakat-bakat kepemimpinan,
·
bakat-bakat tersebut dipupuk dan
dikembangkan melalui kesempatan untuk menduduki jabatan kepemimpinannya,
·
ditopang oleh pengetahuan teoritikal
yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan, baik yang bersifat umum maupun
yang menyangkut teori kepemimpinan.
Berikutnya,
untuk menjawab pertanyaan kedua dapat dirumuskan dua asumsi yang sudah
barang tentu harus dikaji lebih jauh lagi apakah hal tersebut benar. Asumsi
tersebut, yaitu, (1) keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi dengan
sendirinya dapat dialihkan kepada kepemimpinan oleh orang yang sama di
organisasi lain, (2) keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi tidak
merupakan jaminan keberhasilannya memimpin organisasi lain.
Selanjutnya, setelah mengetahui
arti penting pemimpin dan kepemimpinan, kita akan melihat tipe-tipe
kepemimpinan. Kita mengenal beberapa pemimpin besar dunia yang memiliki gaya
kepemimpinan yang berbeda. Secara umum, tipe kepemimpinan itu dapat kita bagi
menjadi:
1. Tipe
Otokratik, semua ilmuan yang berusaha memahami segi
kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik
dipandang sebagai karakteritik yang negatif.
Dilihat dari persepsinya seorang
pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin
yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain
dalam bentuk :
ü kecenderungan memperlakukan
para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan
dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka
ü pengutamaan orientasi
terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas
itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
ü Pengabaian peranan para
bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Dari sikapnya, gaya kepemimpinan
yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:
ü menuntut ketaatan penuh
dari para bawahannya
ü dalam menegakkan disiplin
menunjukkan keakuannya
ü bernada keras dalam
pemberian perintah atau instruksi
ü menggunakan pendekatan
punitif dalam hal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.
2.
Tipe Paternalistik, Tipe pemimpin paternalistik hanya
terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya
dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional ialah rasa
hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua
atau seseorang yang dituakan.
Pemimpin seperti ini kebapakan,
sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh-tokoh adat, para ulama
dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.
3.
Tipe Kharismatik, Tidak banyak informasi dari
literatur yang ada mengenai kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada
karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga
mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya
seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak
pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara
konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
4.
Tipe Laissez Faire, Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya
organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota
organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang
menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa
yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu
sering intervensi.
Dari beberapa literatur digambarkan
gaya kepemimpinan yang memiliki tipe Laissez Faire antara lain:
ü pendelegasian wewenang
terjadi secara ekstensif
ü pengambilan keputusan
diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah dan kepada petugas
operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyata-nyata menuntut
keterlibatannya langsung.
ANALISA
Menurut saya seorang pemimpin harus
memiliki sipat seperti dibawah ini :
a. Karismatik
b. Memiliki
Integritas
c. Gunakan
Kekuasaan Sesuai Porsinya.
d. Komitmen
Tinggi
e. Memiliki
Ketenangan
f. Bersikap
Adil dan lain sebagainya
Gaya kepemimpinan demokratis juga
disebut gaya partisipatif karena mendorong pengikut untuk menjadi bagian dari
pengambilan keputusan. Manager demokratis membuat pengikut nya turut memberikan
informasi tentang segala sesuatu yang mempengaruhi pekerjaan mereka dan saham
pembuatan keputusan dan pemecahan masalah tanggung jawab. Gaya ini membutuhkan
pemimpin untuk menjadi pelatih yang memiliki kata akhir, tapi mengumpulkan
informasi dari anggota staff sebelum membuat keputusan.
kepemimpinan Demokrat dapat
menghasilkan kualitas tinggi dan kuantitas kerja tinggi untuk jangka waktu yang
lama. Banyak pengikut seperti kepercayaan mereka menerima dan merespon dengan
kerjasama, semangat tim, dan semangat tinggi. Biasanya pemimpin demokratis:
Mengembangkan rencana untuk membantu
pengikut mengevaluasi kinerja mereka sendiri, memungkinkan pengikut untuk menetapkan
tujuan, mendorong mereka untuk tumbuh, mengakui dan mendorong pencapaian
Seperti gaya lainnya, gaya
demokratis tidak selalu sesuai. Hal ini paling berhasil bila digunakan dengan
karyawan sangat terampil atau yang berpengalaman atau ketika melaksanakan
perubahan operasional atau menyelesaikan masalah individu atau kelompok.
Namun pada dasarnya semua itu
haruslah seimbang ( balance ) karena ketegasan dalam mengambil keputusan ada
kalanya pemimpin harus memilhat kondisi dimana masalah yang di hadapi , lingkup
kerja, dampak dari keputusan yang di ambil apakah otoriter, birokrasi, ataukah
cara demokrasi. Dan yang lebih terpenting dimana kita sebagai pemimpin harus
tahu kondisi yang di hadapi atau sesuatu hal yang di butuhkan guna motivasi
bawahan untuk mencapai kinerja yang maksimal..
ANALIASA
Pengertian pemimpin dan kepemimpinan itu sendiri
banyak opini yang berbeda namun pada dasarnya tujuan itu sama..
Pimpin artinya bimbing atau tuntun
Pemimpin itu
sendiri adalah seseorang yang mempunyai wewenang dalam menuntun mengarahkan
bawahannya untuk mengerjakan suatu tugas guna tujuan tertentu dalam suatu
perusahaan ataupun organisasi.
Pemimpin
memerlukan kemampuan untuk membujuk, menginspirasi, memotivasi orang lain dan,
dapat menyisihkan waktu dan perhatian rela untuk mengejar dan mencapai tujuan
bersama yang signifikan untuk keberhasilan dan kesejahteraan kelompok atau
dalam suatu bisnis perusahaan
Kepemimpinan
yang baik bukan tentang pemaksaan atau dominasi, lebih kepada ketegasan yang
bijak, orang yang meminta orang lain untuk melaksanakan instruksi mereka secara
paksa bukan pemimpin, pemimpin mempunyai proses perencanaan memimpin dan
mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dengan menggunakan semua sumber daya
organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dan persepsi
saya tentang kepemimpinan kita dapat menyimpulkan bahwa pemimpin tidak dapat
berdiri sendiri tetapi melibatkan dan membangun tim yang kuat dengan kebutuhan
untuk mencapai visi dan misi suatu organisasi.
Namun, pemimpin
harus menunjukkan kemampuan yang unggul, memiliki kekuatan ahli adalah
keuntungan baik dalam keterampilan teknis atau kecanggihan organisasi,
keterampilan dan pengetahuan mereka adalah hak mereka untuk posisi
kepemimpinan, oleh karena itu profesional ahli pemimpin mereka tahu lebih
banyak tentang lapangan
Pemimpin
diharapkan menjadi orang yang kredibel dan tahu aturan mana yang dapat di
lakukan atau tidak boleh dilakukan, norma,dan juga memiliki ketelitian dalam
memahami karakter ataupun kebutuhan bawahannya.
Adapun 3
cara jiwa kepemimpinan yang saya ketahui adalah:
Cara
Kepemimpinan Otokratis / Diktator :
Ini adalah satu
di mana palungan / Pemimpin mempertahankan kekuasaan sebanyak mungkin dan
otoritas pengambilan keputusan. Pemimpin tidak berkonsultasi anggota, mereka
juga tidak diperbolehkan untuk memberikan masukan apapun. Anggota diharapkan
untuk mematuhi perintah tanpa menerima penjelasan. Lingkungan motivasi
diproduksi dengan menciptakan satu set struktur imbalan dan hukuman.
Dalam kebanyakan
kasus, para pemimpin otokratis;
Mengandalkan
ancaman dan hukuman untuk mempengaruhi anggota guna ketegasan tertentu.
Ini tidak
berarti bahwa kepemimpinan otokratis adalah semua buruk. Kadang-kadang gaya
yang paling efektif untuk digunakan. Situasi ini dapat meliputi:
Ketika anggota
tidak tahu apa yang harus dilakukan Anggota tidak menanggapi setiap gaya
kepemimpinan lainnya.Ada waktu yang terbatas di mana untuk membuat keputusan
Beberapa anggota bertindak bertentangan dengan kepentingan secara keseluruhan
dalam suatu organisasi tersebut
Gaya
kepemimpinan otokratis tidak boleh digunakan ketika anggota berharap untuk
memiliki pendapat mereka didengar dan ketika ada semangat kerja karyawan
rendah.
REFERENSI
Sumber referensi sebagian
dari buku sebagian dari internet,
http://tugasfarrell.blogspot.com/2012/11/pengertian-kepemimpinan.html
Sofyandi, Herman
dan Garniwa, Iwa . 2007. Perilaku Organisasional.Graha Ilmu.
Yogyakarta
Robbins, Stephen
P.2003. Perilaku Organisasi.PT. INDEKS Kelompok GRAMEDIA
Jakarta
Thoha,
Miftah.2004. .Kepemimpinan dalam Manajemen.PT Raja Grafindo Persada
Jakarta
Nawawi, Hadari
dan Hadari, M. Martini. 2004. Kepemimpinan Yang Efektif.UGM
Gadjah Mada Universitas Press.
Yogyakarta